PENYUSUNAN INSTRUMEN
DAN
PENERAPAN JENIS-JENIS PENILAIAN
DALAM PEMBELAJARAN
IPS MI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Materi IPS
MI/SD (2)
Dari Dosen: Riki
Ridwana, S.Pd, M.Sc
Disusun Oleh Kelompok 7:
ADE RENY
MULYANA
|
PIKA NURDIANI
|
NANA SURYANA
|
YENI PUJI ASTUTI
|
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM PUTERA GALUH
CIAMIS
TAHUN AKADEMIK
2015/2016
A.
Pengertian
Penyusunan Instrumen dan Penilaian
B.
Komponen
Penyusunan Instrumen dalam Pembelajaran IPS MI
Ada lima langkah yang harus dilewati ketika kita akan
menyusun instrumen evaluasi. Kelima langkah tersebut adalah:
a. Menentukan tujuan dalam mengadakan evaluasi. Tujuan di sini berorientasi pada
materi. Dan materi ini bergantung pada luasnya evaluasi yang dikehendaki.
b. Membatasi materi yang akan diteskan. Hal ini
dilakukan agar dalam instrumen tes tidak terdapat materi-materi di luar tujuan
tes. Pembatasan ini mengarah pada Kompetensi Dasar dari bab tertentu.
c. Merumuskan
Kompetensi Dasar. Sesuai dengan Kompetensi Dasar dari setiap pembahasan (dari
tiap-tiap bahan).
d. Menderetkan semua indikator dalam tabel persiapan
yang juga memuat aspek tingkah laku yang terkandung dalam indikator.
e. Membuat
kisi-kisi instrumen, dengan langkah sebagai berikut:
1) Mendaftar
pokok-pokok materi yang akan diteskan, kemudian memberikan imbangan bobot untuk
masing-masing pokok materi.
2) Memindahkan pokok-pokok materi ke dalam tabel dan
mengubah indeks (bobot) menjadi persentase. Sekaligus ditentukan jenjang
pengetahuan yang diliputi dalam tes.
3) Menentukan jumlah soal (berdasarkan alokasi waktu
yang tersedia dan bentuk soal yang akan diberikan).
C. Penerapan Jenis-Jenis Penilaian dalam
Pembelajaran IPS MI
1. Penerapan Penilaian Aspek Kognitif
(Pengetahuan)
Aspek kognitif adalah sub taksonomi yang mengungkapkan
tentang kegiatan mental yang berawal dari tingkatan pengetahuan sampai
tingkatan yang evaluasi. Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan
berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu
mengingat sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menunutut siswa
untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut (Sardiyo, 2009:12).
Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai dua tingkatan sebagai
berikut.
a. Aspek
kognitif tingkatan lebih rendah, meliputi hal-hal berikut ini.
1)
Pengetahuan (knowledge)
2)
Pemahaman (comprehension)
3)
Penerapan (application)
4)
Analisis (analysis)
5)
Sintesis (synthesis)
6)
Evaluasi (evaluation)
b.
Aspek kognitif tingkatan yang lebih tinggi
meliputi hal-hal berikut ini.
Menurut Sardiyo (2006:34)
contoh pertanyaan atau tes yang dapat mengungkap kemampuan pada aspek kognitif
sebagai berikut:
1) Pengetahuan
(knowledge)
Evaluasi yang mengungkap
pengetahuan merupakan pertanyaan atau tes yang mengungkap penalaran dalam
kategori terendah. Evaluasi ini hanya mengungkap tentang fakta, definisi,
pengertian dan sejenisnya. Jadi, siswa hanya dituntut untuk mengingat kembali
apa yang telah dipelajari. Contoh pertanyaannya sebagai berikut:
·
Di manakah letak Candi Borobudur?
·
Siapakah presiden pertama Negara RI?
·
Apa kepanjangan dari TNI?
Jawaban untuk pertanyaan
di atas dapat singkat atau memerlukan keterangan atau penjelasan singkat.
Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi yang mengungkap pengetahuan antara
lain: apa, siapa, dan dimana.
2)
Pemahaman (comprehension)
Evaluasi ini menuntut
siswa untuk memahami atau mengerti apa yang telah dipelajari. Dengan demikian,
siswa dituntut dapat menjelaskan apa yang telah dipelajari dengan kalimatnya
sendiri. Dia tidak dapat sekedar dapat mengingat dan menghafal informasi yang
telah diperoleh, tetapi dapat memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut.
Termasuk dapat menafsirkan gambaran, grafik, bagan, dan lain-lain dengan
kata-katanya sendiri.
Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi
(pertanyaan) yang mengungkap pemahaman antara lain: mengapa?, jelaskan!,
uraikan!, berilah alasan!, dan bandingkan!.
3)
Penerapan (Application)
Jika pada evaluasi
(pertanyaan) yang mengungkapkan pengetahuan siswa diminta mengingat menghafal
dan mendefenisikan sesuatu. Selanjutnya dapat menjelaskan dan mengungkapkan
informasi yang diterima maka pada penerapan siswa dapat menggunakan informasi
yang diterima untuk memecahkan sesuatu masalah. Dengan menggunakan konsep,
prinsip, aturan, hukum atau proses yang telah dipelajari sebelumnya, siswa
diharapkan dapat menentukan jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang
diajukan.
Kata-kata yang sering
digunakan untuk mengungkap penerapan (application) adalah
demonstrasikanlah!, tunjukkanlah!, dan klasifikasikanlah!.
4)
Analisis (Analysis)
Analisis merupakan
jenjang pertanyaan dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan analisis
menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis bahkan menciptakan
sesuatu yang baru. Untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa harus mampu
menguraikan sebab, motif atau mampu mengadakan deduktif. Oleh karena itu,
pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar, melainkan
berbagai alternative. Pertanyaan analisis menuntut siswa terlibat dalam proses
kognitif, yaitu berikut ini.
a) Menguraikan
alasan atau sebab-sebab suatu kejadian
b) Mempertimbangkan
dan menganalisis informasi agar dapat menyimpulkan informasi yang diterima.
c) Menganalisis
kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan bukti yang menunjang atau bahkan
menyangkal kesimpulan.
5)
Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan
jenjang kedua dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan yang
mengungkap sintesis menuntut siswa berpikir orisinal dan kreatif. Siswa
dituntut berpikir induktif. Jenis pertanyaan sintesis dapat berbentuk seperti
berikut ini.
a) Pertanyaan
yang menuntut siswa membuat presiksi atau peramalan atau perkiraan.
b) Pertanyaan
yang menuntut siswa mengungkapkan ide dan menghasilkan pemikiran yang orisinal.
c) Pertanyaan
yang menuntut siswa untuk memecahkan masalah.
6)
Penilaian (evaluation)
Evaluasi yang mengungkap
penilaian menuntut siswa untuk melakukan kegiatan berpikir yang paling tinggi.
Dia dapat melakukan itu apabila pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan
sisntesis dapat dikuasai dengan baik. Pertanyaan yang mengungkap evaluasi
menuntut adanya standar atau kriteria yang jelas. Kemungkinan jawaban yang
diberikan siswa berbeda-beda. Hal itu tidak menjadi masalah, asal sudah ada
kriteria yang jelas. Adanya perbedaan itu justru memperluas segi penalaran
siswa sehingga mereka mempunyai cakrawala yang luas. Pertanyaan yang mengungkap
evaluasi dapat dikategorikan sebagai berikut:
a) Pertanyaan
yang meminta siswa memberikan pendapat
b) Pertanyaan
yang memberikan penilaian terhadap suatu ide
c) Pertanyaan
yang meminta siswa untuk memecahkan masalah
d) Pertanyaan
yang meminta siswa menetapkan karya terbaik
2. Penerapan Penilaian Aspek Psikomotor
(Keterampilan)
Keterampilan-keterampilan
IPS adalah beberapa kemampuan baik fisik maupun mental di bidang Ilmu
Pengetahuan Sosial. Keterampilan ini menunjukkan pada tingkat keahlian
seseorang dalam mengerjakan suatu tugas tertentu. Dengan demikian, penilaian
hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses dan
produk.
Jenis penilaian dalam penilaian ranah psikomotor dilihat
dari caranya dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu penilaian kelas dan
penilaian berkala. Penilaian kelas adalah penilaian yang dilaksanakan secara
terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan cara
mengamati setiap peserta didik di saat mereka sedang belajar, mengerjakan tugas
dan menjawab setiap pertanyaan yang ditagih. Penilaian berkala atau ujian blok
adalah penilaian yang dilakukan secara berkala, tidak terus menerus dan hanya
pada waktu tertentu saja.
Semiawan dalam Sardiyo (2006:34) mengungkapkan terdapat
keterampilan-keterampilan mendasar dalam proses berpikir dan berkarya di bidang
ilmiah dapat dibagi menjadi 9 bagian yaitu:
a.
Mengobservasi
Observasi merupakan keterampilan ilmiah
mendasar yang menggunakan semua indra (melihat, mendengar, meraba, dan membau).
Di dalam observasi di dalamnya terdapat kegiatan menghitung, mengukur,
mengklasifikasi, dan mencari hubungan ruang atau waktu.
b.
Membuat hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang
mempunyai alasan untuk menerangkan suatu pengamatan tertentu. Hipotesis perlu
diuji melalui penelitian atau eksperimen.
c.
Merencanakan penelitian
Eksperimen adalah menguji atau mengetes
melalui penelitian praktis. Dalam melakukan eksperimen, guru perlu melatih
siswa dalam merencanakan penelitian.
d.
Mengendalikan variabel
e.
Mengintrepetasi atau menafsirkan data
f.
Menyusun kesimpulan sementara
g.
Meramalkan
h.
Menerapkan
i.
Mengkomunikasikan.
Dalam merancang penilaian
selalu dituntut mempelajari kurikulum sekolah yang berlaku. Contohnya
penyusunan evaluasi pada kelas IV semester I dengan materi pokok kenampakan
alam dan buatan sebagai berikut ini:
a.
Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami keragaman kenampakan alam
dan buatan di Indonesia
b.
Materi Pokok
Kenampakan alam dan buatan di Indonesia
c.
Hasil Belajar dan Indikator Materi
1)
Mendeskripsikan keragaman kenampakan alam di
Indonesia
2)
Menggambar peta Indonesia dengan menggunakan
simbol
3)
Mendeskripsikan peta Indonesia dengan
menggunakan simbol
4)
Mengidentifikasi ciri-ciri kenampakan alam
wilayah Indonesia
5)
Menunjukkan pada peta persebaran flora dan fauna
di berbagai wilayah Indonesia.
6)
Mengidentifikasikan ciri dan sifat cuaca/iklim
dan dampaknya terhadap aktivitas masyarakat setempat.
7)
Mendeskripsikan kenampakan buatan di Indonesia
8)
Mengidentifikasi kenampakan buatan di wilayah
Indonesia
9)
Menjelaskan keuntungan dan kerugian pembangunan
kenampakan buatan (waduk, pelabuhan, kawasan indsutri, perkebunan) bagi
masyarakat setempat.
Dari materi di atas dapat
dikembangkan dengan kegiatan kelompok. Pada kegiatan kelompok tersebut, siswa
diminta untuk mendiskusikan materi yang diberikan kepada guru pada setiap
kelompok. Hasil diskusi dan pencapaian aspek keterampilannya sebagai berikut:
Indikator
Materi
|
Indikator
Tes
|
Keterampilan
IPS yang Diungkap
|
Menggambar
peta
|
Siswa
dapat membuat peta Indonesia
|
Menerapkan
|
Ciri-ciri
kenampakan alam Indonesia
|
Setelah
mengamati kenampakan alam Indonesia
|
Membuat
klasifikasi
|
Menunjukkan
jenis flora dan fauna di Indonesia
|
Setelah
membaca peta jenis flora dan fauna di Indonesia, siswa dapat menggolongkan
jenis flora dan fauna di Indonesia
|
Membuat
klasifikasi
|
Membedakan
cuaca dan iklim
|
Setelah
membaca jumlah curah hujan dalam satu tahun, siswa dapat membuat grafik curah
hujan di Indonesia.
|
Mengomunikasikan
|
Dampak
cuaca/iklim terhadap manusia
|
Setelah
membaca peta Indonesia siswa dapat menyimpulkan suhu rata-rata di Indonesia
|
Interpretasi
data
|
Menggambar
peta arah angin muson di Indonesia
|
Setelah
membaca uraian angin muson di Indonesia siswa dapat menggambarkan arah angin
muson di Indonesia.
|
Mengomunikasikan
|
Mendeskripsikan
kenampakan buatan di Indonesia
|
Setelah
membaca peta Indonesia siswa dapat membedakan kenampakan buata di Indonesia.
|
Membuat
klasifikasi
|
Menjelaskan
keuntungan dan kerugian pembangunan kenampakan buatan bagi masyarakat.
|
Setelah
membaca dampak pembangunan kenampakan buatan, siswa dapat menyimpulkan
keuntungan dan kerugian pembangunan kenampakan bagi masyarakat.
|
Interprestasi
data
|
3. Penerapan Penilaian Aspek Afektif
(Nilai/Sikap)
Nilai dan sikap moral terjadi apabila ada interaksi sosial
antara seseorang dengan orang lain, dengan kelompok atau antarkelompok. Untuk
dapat terjadi interaksi sosial, harus ada kontak sosial dan komunikasi. Kontak
sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk sebagai berikut:
a.
Antara Orang Per Orang
Contohnya seorang siswa
mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga, kebiasaan-kebiasaan
guru-gurunya dalam mengajar, dan kebiasaan teman-temannya. Jika siswa
mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga dia akan mengetahui nilai-nilai
baik dan tidak baik. Dia akan akan mengetahui bahwa ibunya sangat ramah dan
suka menolong. Dia akan mengetahui bahwa ayahnya dermawan dan berwibawa. Jadi
dia akan memiliki nilai dan sikap sosial tertentu. Mungkin dia akan meniru
sikap ayahnya atau ibunya. Hal itu terjadi akibat adanya kontak sosial dan
komuikasi antara dia (siswa) dengan orang tuanya.
b.
Antara Orang Per Orang dengan Kelompok
Masyarakat
Contohnya seseorang yang
tinggal dalam kelompok masyarakat desa, dia akan mengetahui bahwa tindakannya
disenangai atau tidak oleh masyarakat desa tersebut. Untuk dapat disenangi oleh
masyarakat desa tersebut dia harus dapat menyesuaikan dengan norma-norma yang
berlaku didesa tersebut. Jika tidak dia akan terasing atau dijauhi oleh
masyarakat desa tersebut. Jadi timbul nilai dan sikap sosial tertentu akibat
adanya kontak sosial dan komunikasi dengan masyarakat desa.
c.
Antara Kelompok dengan Kelompok
Contohnya siswa-siswa
suatu sekolah mengadakan kunjungan kesekolah lain. Antara kedua sekolah
tersebut tentu akan menjadi kerja sama yang saling menguntungkan atau justru
sebaliknya karena terjadi perbedaan morma antara kedua sekolah sehingga terjadi
perselisihan. Hal ini berarti, terjadi nilai dan sikap sosial yang berbeda. Akibat
kontak sosial dam komunikasi yang tidak serasi.
Dalam proses pembelajaran
kontak sosial yang sering terjadi adalah antara orang per orang dan antara
orang per orang dengan kelompok. Kedua
kontak sosial itu menjadi penting mengingat siswa dan guru merupakan subjek
pendidikan yang tidak dapat dipisahkan.
Contoh penilaian pada
aspek afektif dapat dilihat pada pembelajaran kelas 3 semester I materi
kedudukan dan peran anggota keluarga. dalam penilaiannya menggunakan daftar
pertanyaan yang berfungsi untuk mengungkapkan nilai sosial. Dalam penyusunannya
terlebih dahulu membuat kisi-kisi soal. Berikut ini mengenai contoh penilaian
afektif yang mengungkapkan nilai sosial yaitu:
a.
Kompetensi Dasar ( KD )
Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota
keluarga.
b.
Materi pokok
Kedudukan dan peran anggota keluarga
c.
Hasil belajar
1)
Kedudukan anggota keluarga
2)
Peran anggota keluarga.
d.
Indikator
1)
Kedudukan anggota keluarga
a)
Menyebutkan kedudukan setiap anggota keluarga
b)
Membuat silsilah keluarga.
2)
Peran anggota keluarga
a)
Menjelaskan peran setiap anggota keluarga
b)
Menjelaskan kecenderungan perubahan peran keluarga
c)
Menceritakan pengalaman siswa dalam melaksanakan
peranannya dalam keluarga.
Dari materi tersebut
dapat dibuat kisi – kisi soal yang mengungkap nilai dan sikap sosial sebagai
berikut. Contohnya sebagai berikut:
- Dengan bekerja sama dengan adiknya membersihkan halaman rumah, Doni dapat menghargai kedua adiknya yang bekerja dengan baik.
- Dengan bekerja sama dengan ibunya yang mengajar memasak, tuti dan adiknya dapat menghargai ibunya yang pintar memasak dan sabar.
Dari kisi-kisi tersebut dikembangkan
pertanyaan sebagai berikut:
- Membersihkan halaman rumah dikerjakan oleh Doni, Tuti dan Adiknya. Kebersihan halaman rumah tentukan oleh………….
a. Doni
yang membersihkan halaman depan rumah.
b. Tuti
dan adinya yang membersihan halaman samping rumah.
c. Ketiga anak tersebut, masing-masing memberi
sumbangan terhadap kebersihan halaman rumah.
d. Kebersihan
halaman rumah hanya ditentukan oleh Doni
2. Belajar
memasak dilakukan oleh Tuti dan adiknya, dibimbing oleh ibunya yang pandai
memasak dan sabar. Keberhasilan belajar memasak ditentukan oleh………..
a. Ibunya
yang pandai memasak dan sabar.
b. Tuti
yang serius belajar memasak.
c. Adik
Tuti yang serius belajar memasak.
d. Tuti dan adiknya yang serius serta ibunya
yang pandai memasak dan sabar.
D.
Kesimpulan
Penilaian adalah kegiatan
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan hasil belajar peserta didik sehingga menjadi
informasi yang bermakna untuk pengambilan keputusan dalam menentukan tingkat
pencapaian kompetensi. Penilaian berfungsi sebagai selektif, diagnostik,
sebagai penempatan, dan sebagai pengukur keberhasilan.
Dengan adanya jenis-jenis
penilaian, guru dapat mengukur kemampuan-kemampuan siswa dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa dapat dilatih berfikir untuk melatih
kemampuan-kemampuan berfikir yang dimilikinya. Oleh karena itu dengan adanya
ketiga jenis-jenis penilaian ini guru dapat lebih kreatif dalam mengevaluasi
siswa.
Selain itu, terdapat juga
penerapan penilaian Ilmu Pengetahuan Sosial pada aspek keterampilan, nilai, dan
sikap moral. Nilai dan sikap moral terjadi apabila ada interaksi sosial antara
seseorang dengan orang lain, dengan kelompok atau antarkelompok. Keterampilan-keterampilan
IPS adalah beberapa kemampuan baik fisik maupun mental di bidang Ilmu
Pengetahuan Sosial.
E. Referensi
Amin, Saiful. 2011. Evaluasi
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Online). (http://pakgurusaiful.blogspot.com,
diakses tanggal 12 Oktober 2012).
Almariany, Daryanto. 2011. Penyusunan Instrumen Penilaian (Online).
(http://daryantoalmariany.blogspot.ae/2012/11penyusunan-instrumen-penilaian_2.html?m=1,
diakses tanggal 12 Oktober 2012).
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar
evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Casino de Casino San Pablo, CA - Mapyro
BalasHapusCasino de Casino 평택 출장마사지 San Pablo, CA. Directions · (951) 536-3377. Call Now 전주 출장마사지 · More Info. Hours, Accepts Credit 구리 출장샵 Cards, Parking, 경주 출장마사지 PokéStop Parking. 김제 출장마사지