Sabtu, 20 Februari 2016






PENYUSUNAN INSTRUMEN
DAN
PENERAPAN JENIS-JENIS PENILAIAN
DALAM PEMBELAJARAN
IPS MI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Materi IPS MI/SD (2)
Dari Dosen: Riki Ridwana, S.Pd, M.Sc









Disusun Oleh Kelompok 7:





ADE RENY MULYANA
PIKA NURDIANI
NANA SURYANA
YENI PUJI ASTUTI









SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PUTERA GALUH
CIAMIS
TAHUN AKADEMIK 2015/2016




 

A.    Pengertian Penyusunan Instrumen dan Penilaian
1.      Pengertian Instrumen
Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Dalam bidang penelitian instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian. Sedangkan dalam bidang pendidikan, instrumen dipergunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu.
2.      Pengertian Penilaian
Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pengukuran untuk menganalisis atau menjelaskan unjuk kerja atau prestasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang terkait.
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Penilaian hasil belajar pada dasarnya berfokus pada bagaimana guru dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Guru harus mengetahui sejauh mana siswa telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai.
B.     Komponen Penyusunan Instrumen dalam Pembelajaran IPS MI
Ada lima langkah yang harus dilewati ketika kita akan menyusun instrumen evaluasi. Kelima  langkah tersebut adalah:
a.    Menentukan tujuan dalam mengadakan evaluasi. Tujuan di sini berorientasi pada materi. Dan materi ini bergantung pada luasnya evaluasi yang dikehendaki.
b.    Membatasi materi yang akan diteskan. Hal ini dilakukan agar dalam instrumen tes tidak terdapat materi-materi di luar tujuan tes. Pembatasan ini mengarah pada Kompetensi Dasar dari bab tertentu.
c.    Merumuskan Kompetensi Dasar. Sesuai dengan Kompetensi Dasar dari setiap pembahasan (dari tiap-tiap bahan).
d.   Menderetkan semua indikator dalam tabel persiapan yang juga memuat aspek tingkah laku yang terkandung dalam indikator.
e.    Membuat kisi-kisi instrumen, dengan langkah sebagai berikut:
1)      Mendaftar pokok-pokok materi yang akan diteskan, kemudian memberikan imbangan bobot untuk masing-masing pokok materi.
2)      Memindahkan pokok-pokok materi ke dalam tabel dan mengubah indeks (bobot) menjadi persentase. Sekaligus ditentukan jenjang pengetahuan yang diliputi dalam tes.
3)      Menentukan jumlah soal (berdasarkan alokasi waktu yang tersedia dan bentuk soal yang akan diberikan).
C.    Penerapan Jenis-Jenis Penilaian dalam Pembelajaran IPS MI
1.      Penerapan Penilaian Aspek Kognitif (Pengetahuan)
Aspek kognitif adalah sub taksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang berawal dari tingkatan pengetahuan sampai tingkatan yang evaluasi. Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat sampai  pada kemampuan memecahkan masalah yang menunutut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut (Sardiyo, 2009:12). Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai dua tingkatan sebagai berikut.
a.    Aspek kognitif tingkatan lebih rendah, meliputi hal-hal berikut ini.
1)   Pengetahuan (knowledge)
2)   Pemahaman (comprehension)
3)   Penerapan (application)
4)   Analisis (analysis)
5)   Sintesis (synthesis)
6)   Evaluasi (evaluation)
b.    Aspek kognitif tingkatan yang lebih tinggi meliputi hal-hal berikut ini.
Menurut Sardiyo (2006:34) contoh pertanyaan atau tes yang dapat mengungkap kemampuan pada aspek kognitif sebagai berikut:
1)   Pengetahuan (knowledge)
Evaluasi yang mengungkap pengetahuan merupakan pertanyaan atau tes yang mengungkap penalaran dalam kategori terendah. Evaluasi ini hanya mengungkap tentang fakta, definisi, pengertian dan sejenisnya. Jadi, siswa hanya dituntut untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari. Contoh pertanyaannya sebagai berikut:
·         Di manakah letak Candi Borobudur?
·         Siapakah presiden pertama Negara RI?
·         Apa kepanjangan dari TNI?
Jawaban untuk pertanyaan di atas dapat singkat atau memerlukan keterangan atau penjelasan singkat. Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi yang mengungkap pengetahuan antara lain: apa, siapa, dan dimana.
2)   Pemahaman (comprehension)
Evaluasi ini menuntut siswa untuk memahami atau mengerti apa yang telah dipelajari. Dengan demikian, siswa dituntut dapat menjelaskan apa yang telah dipelajari dengan kalimatnya sendiri. Dia tidak dapat sekedar dapat mengingat dan menghafal informasi yang telah diperoleh, tetapi dapat memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut. Termasuk dapat menafsirkan gambaran, grafik, bagan, dan lain-lain dengan kata-katanya sendiri.
Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi (pertanyaan) yang mengungkap pemahaman antara lain: mengapa?, jelaskan!, uraikan!, berilah alasan!, dan bandingkan!.
3)   Penerapan (Application)
Jika pada evaluasi (pertanyaan) yang mengungkapkan pengetahuan siswa diminta mengingat menghafal dan mendefenisikan sesuatu. Selanjutnya dapat menjelaskan dan mengungkapkan informasi yang diterima maka pada penerapan siswa dapat menggunakan informasi yang diterima untuk memecahkan sesuatu masalah. Dengan menggunakan konsep, prinsip, aturan, hukum atau proses yang telah dipelajari sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang diajukan.
Kata-kata yang sering digunakan untuk mengungkap penerapan (application) adalah demonstrasikanlah!, tunjukkanlah!, dan klasifikasikanlah!.
4)   Analisis (Analysis)
Analisis merupakan jenjang pertanyaan dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis bahkan menciptakan sesuatu yang baru. Untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa harus mampu menguraikan sebab, motif atau mampu mengadakan deduktif. Oleh karena itu, pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar, melainkan berbagai alternative. Pertanyaan analisis menuntut siswa terlibat dalam proses kognitif, yaitu berikut ini.
a)      Menguraikan alasan atau sebab-sebab suatu kejadian
b)      Mempertimbangkan dan menganalisis informasi agar dapat menyimpulkan informasi yang diterima.
c)      Menganalisis kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan bukti yang menunjang atau bahkan menyangkal kesimpulan.
5)    Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan jenjang kedua dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan yang mengungkap sintesis menuntut siswa berpikir orisinal dan kreatif. Siswa dituntut berpikir induktif. Jenis pertanyaan sintesis dapat berbentuk seperti berikut ini.
a)      Pertanyaan yang menuntut siswa membuat presiksi atau peramalan atau perkiraan.
b)      Pertanyaan yang menuntut siswa mengungkapkan ide dan menghasilkan pemikiran yang orisinal.
c)      Pertanyaan yang menuntut siswa untuk memecahkan masalah.
6)   Penilaian (evaluation)
Evaluasi yang mengungkap penilaian menuntut siswa untuk melakukan kegiatan berpikir yang paling tinggi. Dia dapat melakukan itu apabila pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sisntesis dapat dikuasai dengan baik. Pertanyaan yang mengungkap evaluasi menuntut adanya standar atau kriteria yang jelas. Kemungkinan jawaban yang diberikan siswa berbeda-beda. Hal itu tidak menjadi masalah, asal sudah ada kriteria yang jelas. Adanya perbedaan itu justru memperluas segi penalaran siswa sehingga mereka mempunyai cakrawala yang luas. Pertanyaan yang mengungkap evaluasi dapat dikategorikan sebagai berikut:
a)      Pertanyaan yang meminta siswa memberikan pendapat
b)      Pertanyaan yang memberikan penilaian terhadap suatu ide
c)      Pertanyaan yang meminta siswa untuk memecahkan masalah
d)     Pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya terbaik
2.      Penerapan Penilaian Aspek Psikomotor (Keterampilan)
Keterampilan-keterampilan IPS adalah beberapa kemampuan baik fisik maupun mental di bidang Ilmu Pengetahuan Sosial. Keterampilan ini menunjukkan pada tingkat keahlian seseorang dalam mengerjakan suatu tugas tertentu. Dengan demikian, penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses dan produk.
Jenis penilaian dalam penilaian ranah psikomotor dilihat dari caranya dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu penilaian kelas dan penilaian berkala. Penilaian kelas adalah penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan cara mengamati setiap peserta didik di saat mereka sedang belajar, mengerjakan tugas dan menjawab setiap pertanyaan yang ditagih. Penilaian berkala atau ujian blok adalah penilaian yang dilakukan secara berkala, tidak terus menerus dan hanya pada waktu tertentu saja.
Semiawan dalam Sardiyo (2006:34) mengungkapkan terdapat keterampilan-keterampilan mendasar dalam proses berpikir dan berkarya di bidang ilmiah dapat dibagi menjadi 9 bagian yaitu:
a.    Mengobservasi
Observasi merupakan keterampilan ilmiah mendasar yang menggunakan semua indra (melihat, mendengar, meraba, dan membau). Di dalam observasi di dalamnya terdapat kegiatan menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan mencari hubungan ruang atau waktu.
b.     Membuat hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang mempunyai alasan untuk menerangkan suatu pengamatan tertentu. Hipotesis perlu diuji melalui penelitian atau eksperimen.
c.    Merencanakan penelitian
Eksperimen adalah menguji atau mengetes melalui penelitian praktis. Dalam melakukan eksperimen, guru perlu melatih siswa dalam merencanakan penelitian.
d.   Mengendalikan variabel
e.    Mengintrepetasi atau menafsirkan data
f.     Menyusun kesimpulan sementara
g.    Meramalkan
h.    Menerapkan
i.      Mengkomunikasikan.
Dalam merancang penilaian selalu dituntut mempelajari kurikulum sekolah yang berlaku. Contohnya penyusunan evaluasi pada kelas IV semester I dengan materi pokok kenampakan alam dan buatan sebagai berikut ini:
a.    Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami keragaman kenampakan alam dan buatan di Indonesia
b.    Materi Pokok
Kenampakan alam dan buatan di Indonesia
c.    Hasil Belajar dan Indikator Materi
1)   Mendeskripsikan keragaman kenampakan alam di Indonesia
2)   Menggambar peta Indonesia dengan menggunakan simbol
3)   Mendeskripsikan peta Indonesia dengan menggunakan simbol
4)   Mengidentifikasi ciri-ciri kenampakan alam wilayah Indonesia
5)   Menunjukkan pada peta persebaran flora dan fauna di berbagai wilayah Indonesia.
6)   Mengidentifikasikan ciri dan sifat cuaca/iklim dan dampaknya terhadap aktivitas masyarakat setempat.
7)   Mendeskripsikan kenampakan buatan di Indonesia
8)   Mengidentifikasi kenampakan buatan di wilayah Indonesia
9)   Menjelaskan keuntungan dan kerugian pembangunan kenampakan buatan (waduk, pelabuhan, kawasan indsutri, perkebunan) bagi masyarakat setempat.
Dari materi di atas dapat dikembangkan dengan kegiatan kelompok. Pada kegiatan kelompok tersebut, siswa diminta untuk mendiskusikan materi yang diberikan kepada guru pada setiap kelompok. Hasil diskusi dan pencapaian aspek keterampilannya sebagai berikut:
Indikator
Materi
Indikator
Tes
Keterampilan IPS yang Diungkap
Menggambar peta
Siswa dapat membuat peta Indonesia
Menerapkan
Ciri-ciri kenampakan alam Indonesia
Setelah mengamati kenampakan alam Indonesia
Membuat klasifikasi
Menunjukkan jenis flora dan fauna di Indonesia
Setelah membaca peta jenis flora dan fauna di Indonesia, siswa dapat menggolongkan jenis flora dan fauna di Indonesia
Membuat klasifikasi
Membedakan cuaca dan iklim
Setelah membaca jumlah curah hujan dalam satu tahun, siswa dapat membuat grafik curah hujan di Indonesia.
Mengomunikasikan
Dampak cuaca/iklim terhadap manusia
Setelah membaca peta Indonesia siswa dapat menyimpulkan suhu rata-rata di Indonesia
Interpretasi data
Menggambar peta arah angin muson di Indonesia
Setelah membaca uraian angin muson di Indonesia siswa dapat menggambarkan arah angin muson di Indonesia.
Mengomunikasikan
Mendeskripsikan kenampakan buatan di Indonesia
Setelah membaca peta Indonesia siswa dapat membedakan kenampakan buata di Indonesia.
Membuat klasifikasi
Menjelaskan keuntungan dan kerugian pembangunan kenampakan buatan bagi masyarakat.
Setelah membaca dampak pembangunan kenampakan buatan, siswa dapat menyimpulkan keuntungan dan kerugian pembangunan kenampakan bagi masyarakat.
Interprestasi data

3.      Penerapan Penilaian Aspek Afektif (Nilai/Sikap)
Nilai dan sikap moral terjadi apabila ada interaksi sosial antara seseorang dengan orang lain, dengan kelompok atau antarkelompok. Untuk dapat terjadi interaksi sosial, harus ada kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk sebagai berikut:
a.    Antara Orang Per Orang
Contohnya seorang siswa mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga, kebiasaan-kebiasaan guru-gurunya dalam mengajar, dan kebiasaan teman-temannya. Jika siswa mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga dia akan mengetahui nilai-nilai baik dan tidak baik. Dia akan akan mengetahui bahwa ibunya sangat ramah dan suka menolong. Dia akan mengetahui bahwa ayahnya dermawan dan berwibawa. Jadi dia akan memiliki nilai dan sikap sosial tertentu. Mungkin dia akan meniru sikap ayahnya atau ibunya. Hal itu terjadi akibat adanya kontak sosial dan komuikasi antara dia (siswa) dengan orang tuanya.
b.      Antara Orang Per Orang dengan Kelompok Masyarakat
Contohnya seseorang yang tinggal dalam kelompok masyarakat desa, dia akan mengetahui bahwa tindakannya disenangai atau tidak oleh masyarakat desa tersebut. Untuk dapat disenangi oleh masyarakat desa tersebut dia harus dapat menyesuaikan dengan norma-norma yang berlaku didesa tersebut. Jika tidak dia akan terasing atau dijauhi oleh masyarakat desa tersebut. Jadi timbul nilai dan sikap sosial tertentu akibat adanya kontak sosial dan komunikasi dengan masyarakat desa.
c.       Antara Kelompok dengan Kelompok
Contohnya siswa-siswa suatu sekolah mengadakan kunjungan kesekolah lain. Antara kedua sekolah tersebut tentu akan menjadi kerja sama yang saling menguntungkan atau justru sebaliknya karena terjadi perbedaan morma antara kedua sekolah sehingga terjadi perselisihan. Hal ini berarti, terjadi nilai dan sikap sosial yang berbeda. Akibat kontak sosial dam komunikasi yang tidak serasi.
Dalam proses pembelajaran kontak sosial yang sering terjadi adalah antara orang per orang dan antara orang per orang dengan kelompok. Kedua kontak sosial itu menjadi penting mengingat siswa dan guru merupakan subjek pendidikan yang tidak dapat dipisahkan.
Contoh penilaian pada aspek afektif dapat dilihat pada pembelajaran kelas 3 semester I materi kedudukan dan peran anggota keluarga. dalam penilaiannya menggunakan daftar pertanyaan yang berfungsi untuk mengungkapkan nilai sosial. Dalam penyusunannya terlebih dahulu membuat kisi-kisi soal. Berikut ini mengenai contoh penilaian afektif yang mengungkapkan nilai sosial yaitu:
a.    Kompetensi Dasar ( KD )
Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga.
b.    Materi pokok
Kedudukan dan peran anggota keluarga
c.    Hasil belajar
1)      Kedudukan anggota keluarga
2)      Peran anggota keluarga.
d.   Indikator
1)      Kedudukan anggota keluarga
a)      Menyebutkan kedudukan setiap anggota keluarga
b)      Membuat silsilah keluarga.
2)      Peran anggota keluarga
a)      Menjelaskan peran setiap anggota keluarga
b)      Menjelaskan kecenderungan perubahan peran keluarga
c)      Menceritakan pengalaman siswa dalam melaksanakan peranannya dalam keluarga.
Dari materi tersebut dapat dibuat kisi – kisi soal yang mengungkap nilai dan sikap sosial sebagai berikut. Contohnya sebagai berikut:
  • Dengan bekerja sama dengan adiknya membersihkan halaman rumah, Doni dapat menghargai  kedua adiknya yang bekerja dengan baik.
  • Dengan bekerja sama dengan ibunya yang mengajar memasak, tuti dan adiknya dapat menghargai ibunya yang pintar memasak dan sabar.
Dari kisi-kisi tersebut dikembangkan pertanyaan sebagai berikut:
  1. Membersihkan halaman rumah dikerjakan oleh Doni, Tuti dan Adiknya. Kebersihan halaman rumah tentukan oleh………….
a.       Doni yang membersihkan halaman depan rumah.
b.      Tuti dan adinya yang membersihan halaman samping rumah.
c.       Ketiga anak tersebut, masing-masing memberi sumbangan terhadap kebersihan halaman rumah.
d.      Kebersihan halaman rumah hanya ditentukan oleh Doni
2.      Belajar memasak dilakukan oleh Tuti dan adiknya, dibimbing oleh ibunya yang pandai memasak dan sabar. Keberhasilan belajar memasak ditentukan oleh………..
a.       Ibunya yang pandai memasak dan sabar.
b.      Tuti yang serius belajar memasak.
c.       Adik Tuti yang serius belajar memasak.
d.      Tuti dan adiknya yang serius serta ibunya yang pandai memasak dan sabar.
D.    Kesimpulan
Penilaian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan hasil belajar peserta didik sehingga menjadi informasi yang bermakna untuk pengambilan keputusan dalam menentukan tingkat pencapaian kompetensi. Penilaian berfungsi sebagai selektif, diagnostik, sebagai penempatan, dan sebagai pengukur keberhasilan.
Dengan adanya jenis-jenis penilaian, guru dapat mengukur kemampuan-kemampuan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat dilatih berfikir untuk melatih kemampuan-kemampuan berfikir yang dimilikinya. Oleh karena itu dengan adanya ketiga jenis-jenis penilaian ini guru dapat lebih kreatif dalam mengevaluasi siswa.
Selain itu, terdapat juga penerapan penilaian Ilmu Pengetahuan Sosial pada aspek keterampilan, nilai, dan sikap moral. Nilai dan sikap moral terjadi apabila ada interaksi sosial antara seseorang dengan orang lain, dengan kelompok atau antarkelompok. Keterampilan-keterampilan IPS adalah beberapa kemampuan baik fisik maupun mental di bidang Ilmu Pengetahuan Sosial.
E.     Referensi 
Amin, Saiful. 2011. Evaluasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Online). (http://pakgurusaiful.blogspot.com, diakses tanggal 12 Oktober 2012).
Almariany, Daryanto. 2011. Penyusunan Instrumen Penilaian (Online). (http://daryantoalmariany.blogspot.ae/2012/11penyusunan-instrumen-penilaian_2.html?m=1, diakses tanggal 12 Oktober 2012).
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.